Sesuatu yang kausebut persahabatan antara dua insan manusia; laki-laki dan perempuan. Mungkin, tidak akan pernah berjalan mulus menjadi persahabatan sejati.
Mungkin, ada benih ketidakhalalan yang kini tengah bersemai dalam hati. Entah satu di antara hati keduanya, atau bahkan di antara keduanya. Biar kuberi tahu, rasanya membingungkan dan menyesakkan.
Ada perasaan nyaman ketika bercerita, pun ketika mendengarkan ceritanya. Semua terjadi begitu saja. Dan mungkin, sedikit terkontaminasi bisikan syaitan, yang semakin menyuburkan gejolak ini. Bahaya. Sungguh, ini sangat berbahaya.
Memang ini kebodohanku atau ketidakberdayaanku?
Aku tidak berbalik arah. Aku masih berpijak, menghadapimu. Bersejajar denganmu, entah untuk apa. Mungkin, sekadar untuk mendengarkan. Mungkin, sekadar menciptakan tawa yang pecah berdua; bersamamu.
Jika semua ini adalah kesalahan fatal dalam persahabatan, maka ini adalah kesalahan terindah yang pernah kulakukan. Ah, lagakku bicara seperti orang yang tak kenal Tuhan. Mungkin, aku lupa bahwa Dia dapat membaca pikiran dan hati hamba-Nya…
Mungkin, kita sedang menjejakkan kaki dalam lumpur persahabatan. Tanpa sadar, bahwa kita telah terjebak di dalamnya. Hendak mundur tak mampu, tetapi maju pun tak mungkin. Lalu, di sinilah kita berada. Bermain dengan cerita dan kata. Terluka dan tertawa.
Aku, kau, dan kita.
Mungkin.